majalahkoran.com – Gencatan senjata antara Israel dan Iran resmi berlaku pada pukul 04.00 GMT, Selasa (24/6), setelah eskalasi kekerasan yang berlangsung selama berjam-jam dan menewaskan puluhan orang di kedua belah pihak.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, militer Iran meluncurkan 11 rudal balasan dalam lima gelombang tembakan ke arah Israel.
Serangan tersebut menyebabkan kehancuran serius, terutama di kota Beersheba di wilayah selatan Israel, di mana sebuah bangunan tempat tinggal hancur akibat hantaman langsung.
Menurut laporan dari Layanan Medis Darurat Israel (MDA), empat warga tewas, dua mengalami luka sedang, dan setidaknya 20 lainnya menderita luka ringan.
Wakil Wali Kota Beersheba menyebutkan bahwa bangunan yang terkena berada di kawasan padat penduduk dan banyak warga terjebak di reruntuhan.
Ledakan juga terdengar di Tel Aviv dan wilayah tengah, serta serangan tambahan dilaporkan mengarah ke Haifa dan Pangkalan Udara Ramat David.
Wilayah udara Israel sempat ditutup sementara selama serangan, namun dibuka kembali tak lama setelahnya.
Iran menyatakan bahwa serangannya merupakan balasan atas operasi militer Israel di Teheran pada malam sebelumnya.
Serangan tersebut menargetkan situs militer dan komandan strategis Iran, serta menewaskan setidaknya dua ilmuwan nuklir ternama: Mohammad Reza Siddiqi dan Seyyed Mostafa Sadati Armaki. Serangan di provinsi Gilan, Iran barat, juga merenggut sembilan nyawa dan melukai 33 orang lainnya, serta menghancurkan empat bangunan tempat tinggal.
Militer Israel mengklaim telah menghantam fasilitas peluncuran rudal dan gudang senjata di Iran barat. Juru bicaranya, Avichay Adraee, menyatakan serangan tersebut ditujukan untuk menghentikan peluncuran rudal berikutnya ke wilayah Israel.
Meski media Iran menyebut gencatan senjata dimulai pasca “serangan terakhir”, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Iran mengenai kesepakatan damai tersebut.
Di sisi lain, Israel menyampaikan bahwa mereka telah menerima proposal gencatan senjata dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pemerintah Israel menyebut keberhasilan dalam “menghilangkan ancaman eksistensial Iran dari sisi nuklir dan rudal balistik” sebagai pencapaian utama sebelum menyetujui kesepakatan.
“IDF berhasil menguasai wilayah udara Teheran dan menghancurkan puluhan target strategis milik pemerintah pusat Iran,” bunyi pernyataan resmi dari otoritas Israel.
Menurut Presiden Trump, gencatan senjata akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari penghentian serangan oleh Iran, diikuti oleh Israel 12 jam kemudian, sebelum pengumuman resmi penghentian total konflik dilakukan dalam beberapa jam ke depan.
Media Israel melaporkan bahwa Qatar berperan sebagai mediator dalam kesepakatan tersebut.
Guncangan regional turut diperparah oleh serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al-Udeid milik AS di Qatar pada Senin sebelumnya. Serangan itu merupakan balasan terhadap operasi militer Amerika Serikat yang menargetkan tiga situs nuklir Iran sehari sebelumnya.
Ketegangan militer yang meletup sejak 13 Juni dan didorong oleh aliansi militer Israel–Amerika terhadap Teheran, kini memasuki babak baru dengan gencatan senjata yang masih menunggu pembuktian di lapangan.
